About Me

My photo
well,like it or not this is me... X)
Powered By Blogger

Sunday, November 1, 2009

Indah Pada Waktunya

-

seumur hidupku aku tidak pernah mengenal kedua orang tua kandungku,satu-satunya keluarga yang kumiliki adalah adik laki-lakiku. kami memang miskin,tapi walaupun begitu aku dan adikku bisa baca tulis. dahulu ada seorang yang berbaik hati mengurus kami dan anak-anak yatim lainnya. ia juga yang mengajari kami baca tulis.suatu hari ia pergi menghilang begitu saja,meninggalkan kami dan anak-anak yatim lainnya. akhirnya kamipun kembali hidup seperti sediakala,terbengkalai !!! dan inilah kisah kami kakak beradik yang melewati kerasnya musim dingin dan menggapai kebahagiaan.


--------------------------------------------------------------------------------

hari itu,hari pert
ama musim dingin dimulai. semua toko didaerah kami tinggal tutup,bahkan kedai makan yang biasanya tempat kami mencari makanan sisa dari pengunjung kedai tersebutpun tutup. aku sangat kebingungan karena tidak mempunyai tempat berlindung ataupun persediaan makanan, padahal kemarin sempat kuintai televisi dirumah salah satu warga desa,katanya tahun ini akan menjadi musim salju yang terdingin dalam 5 tahun belakangan ini. sebenarnya kalau hanya aku sendiri tidak begitu menjadi masalah, tapi masalahnya adalah adikku yang masih berumur 4 tahun,apalagi badannya yang lemah sejak lahir. walaupun begitu, ia tidak pernah mengeluh dan selalu tersenyum.

aku dan adikku



sore itu,setelah kucari seharian akhirnya kutemukan tempat yang bersedia 'menampung' kami. kami diperbolehkan tidur dikandang bersama kambing-kambingnya karena aku janji akan membantu pekerjaan kasar dirumah mereka. kandang kambing memang bukan tempat yang nyaman,tapi setidaknya tidur bersama kambing-kambing
itu membuat tubuhku merasa hangat. kami tidur dengan cara menumpukkan jerami yang ada disana. 3 minggu tinggal disana,tapi kami tidak mendapat perlakuan yang layak. mereka selalu memarahi dan membentak kami,mengeluh bahwa kami tidak bekerja dengan baik. padahal mereka tidak memberikan kami makanan yang layak. masing-masing kami hanya mendapat sepotong roti sehari,dan aku harus bekerja dua kali lipat karena kondisi adikku yang masih kecil dan lemah badannya. untungnya kami boleh minum sebanyak yang kami mau,jadi ketika lapar dan roti untuk hari itu sudah habis maka caraku menahan lapar adalah minum yang banyak. badanku rasanya sudah tidak kuat lagi,jadi aku kembali kekandang sebelum sore menjelang. sialnya sang pemilik rumah mengetahuinya dan memakiku pemalas yang hanya tau bermalas-malasan. ia bahkan mengusir kami karena aku sudah tidak bisa bekerja lagi. untungnya kami masih boleh tinggal semalam lagi, "nikmati malam terakhir kalian bersama kambing-kambing ini" begitu cemo'ohnya.


-----------------------------------------------------
---------------------------


keesokan harinya pagi-pagi sekali kami diusir dari sana.aku berjalan dan terus berjalan bersama adikku,yang kutakutkan adalah kondisi badannya yang lemah.ketika sudah berjalan setengah hari adikku terjatuh karena kelelahan. aku sempat panik,
namun ketika mengetahui ia hanya kelelahan aku merasa lega. akhirnya menjelang sore hari kami menemukan pondok kosong. aku sangat bersyukur,karena tanpa tempat perlindungan udara malam bisa membunuh kami. kudengar pada malam hari suhunya mencapai -4C. namun pondok yang sudah ditinggalkan itu ternyata tetap tidak bisa memberikan kehangatan,papan-papannya juga sudah bolong dibeberapa tempat. malam itu aku tidur berpelukan dengan adikku dengan berbungkus sebuah kain usang yang kutemukan disana. lidahku rasanya kelu karena dinginnya udara,kaki dan tanganku juga rasanya kebas. saat itu aku berpikir bahwa itu adalah malam terburuk sepanjang hidupku. namun aku salah, karena jika dibandingkan dengan yang akan terjadi maka malam ini bukanlah apa-apa.


saat itu aku berpikir bahwa itu adalah malam terburuk sepanjang hidupku. namun aku salah, karena jika dibandingkan dengan yang akan terjadi maka malam ini bukanlah apa-apa.


setelah pagi aku bersyukur karena kami masi hidup. kami tinggal dipondok itu selama bebarapa minggu, setelah 3 hari kami mulai terbiasa dengan keadaan didalam pondok. ketika malam tiba kami tidur berpelukan dibawah meja berbungkuskan selimut.suatu pagi saat kami berjalan mencari makanan untuk hidup hari itu adikku mengusulkan agar kami berjalan ke utara. memang dari yang kudengar bahwa diutara tidak ada anak-anak yang kelaparan dijalanan, penduduk disana ramah-ramah, dan yang terpenting adalah disana anak-anak diberi makan dan tempat tinggal, bahkan anak-anak yatim piatu seperti kami. tentu saja aku menolak,berjalan ke utara pada musim dingin tanpa persiapan sama saja dengan bunuh diri. tapi adikku merengek, akhirnya aku berjanji padanya,jika sampai besok kami tidak menemukan tempat tinggal yang 'layak' maka kami akan ke utara. hari sudah sore kembali,dan aku masih belum mendapatkan tempat tinggal yang 'layak' sebagaimana yang kujanjikan kepada adikku. maka malam itu adalah malam kedua kami bermalam dipondok itu. malam itu adikku menagih janjiku untuk ke utara. akhirnya kunyalakan api didalam pondok dengan mengambil papan-papannya. "toh besok kami tidak akan tinggal disini lagi,sekalian saja kugunakan untuk membuat api unggun agar lebih hangat" begitu pikirku.


------------------------------------------------------------------------------

setelah pagi tiba kami seg
era berangkat menuju utara dengan persediaan makanan seadanya hasil menggetuk rumah para penduduk dan 'mencari' ditempat para penduduk membuang makanan sisanya.

aku menemukan sebuah tas usang dan beberapa benda didalamnya yang mungkin berguna dalam perjalanan kami. kami berjalan dan terus berjalan, tidak tau berapa jauh jarak yang telah kami tempuh, tidak tau apakah kami masih berjalan meuju utara. sesekali kami berhenti untuk duduk dan beristirahat. akhirnya yang paling kutakutkanpun tiba,malam !!! aku membangun 'tenda' dengan kain usang yang kubawa dari pondok dan kayu yang ada disekitar sana,beralaskan tikar usang yang sudah bolong dibeberapa tempat yang kutemukan bersama tas usangku. malam itu benar2 dingin,bahkan pondok yang dulu kutinggali sekarang terasa hangat. "namun perjalanan kami masih panjang,dan yang terburuk belum terjadi" begitu pikirku pada malam itu dan akhirnya terlelap dalam dinginnya malam.


--------------------------------------------------------------------------------

pagi itu aku bangun denga
n separuh badan membeku,tapi aku tau jika tidak melanjutkan perjalanan dan sampai di utara secepatnya maka kami harus melewatkan lebih banyak lagi malam yang bagaikan neraka ini,maka akupun membereskan 'tenda' kami dan membangunkan adikku. tapi dia tak kunjung bangun,kulihat bibirnya bewarna biru pucat. aku panik sekali,tidak ada siapapun disana yang bisa kumintai pertolongan. aku tau tidak ada gunanya berteriak,maka ku dudukkan adikku dan ku beri ia minum,namun ia tidak bisa menelan air itu semuanya,hanya sebagian kecil. aku bertambah panik,ketika itu adikku membuka matanya pelan dan berkata dengan napas terengah bahwa ia kesulitan bernapas. akhirnya kuberi ia napas buatan. 10 menit,tidak terjadi apa-apa. 15 menit,tidak terjadi apa-apa. aku terus berusaha, dan akhirnya setelah kuberi napas buatan selama 20 menit warna mukanya kembali normal.akhirnya setelah kupastikan ia bisa berdiri kami melanjutkan perjalanan. tapi kali ini kami beristirahat pada sore hari,pada saat matahari belum terbenam sepenuhnya. ketika malam tiba kubangunkan adikku,aku takut ia tidak akan bangun lagi jika tertidur pada malam hari yang dingin. keberikan padanya sebuah buku dan pensil yang kutemukan bersama tas usangku, " tuliskan apapun yang kau inginkan,sekedar untuk melewati malam" kataku padanya. begitulah kami terus berjalan,melanjutkan perjalanan dari pagi sampai sore,tidur sore hari dan terjaga pada malamnya. aku bahkan tidak tau lagi berapa hari yang kami lewatkan dialam liar itu,adalah sebuah keajaiban kami masih hidup sampai sekarang.

longsor salju itu membenamkan seluruh tubuh kami...



malam itu kami berjaga seperti biasanya,mencorat-coret buku kami agar sekedar terjaga. namun malam itu terjadi badai salju yang hebat,bahkan lebih kuat dari yang selama ini.aku segera menyimpan buku-buku kami dan duduk berdekatan satu sama lain. namun badai ini terlalu kuat, 'tenda' yang kudirikan dengan kayu dan kain usang diterbangkannya.kami segera membungkus tubuh kami dengan tikar yan
g tadinya menjadi alas 'tenda' kami.kami berjalan menetang badai untuk mencari tempat berlindung,tapi kami tidak menemukan bahkan sebuah gua kecil. "kami akan mati" begitu pikirku. tepat saat itu terjadi longsor salju dan salju itu menyeret kami. ku genggam erat tangan adikku,namun longsor salju itu semakin menyeret kami dan membenamkan seluruh badan kami. akhirnya pandanganku menjadi gelap,hal yang terakhir kudengar dan kurasakan adalah suara dan genggaman tangan adikku.

"apakah anda santaclaus?"



saat itu kudengar suara sayup-sayup,suara yang asing.tubuhku terasa hangat,dan kubuka mataku perlahan,cahayanya menyilaukan mataku. dan aku bergumam pelan "apakah aku disurga sekarang?"
"surga? oh tidak nak,kau berada dirumahku.kau aman sekarang" terdengar suara yang berat namun ramah menyahut pertanyaanku.perlahan kusesuaikan mataku dengan cahaya diruangan itu,dan akhirnya kulihat seorang lelaki tua yang bertubuh gempal dan berjanggut putih serta tatapan yang ramah. kesan ramah yang dipancarkannya membuatku bertanya secara spontan "apakah anda santaclaus?"

kemudian ia menjawab sambil tertawa "santaclaus? aku? hohoho...tidak nak,tidak."
"aku hanyalah seorang tua yang tinggal dirumah ini sendirian"
"orang-orang memanggilku pak Dan"

"orang-orang? dimana aku?" tanyaku.

pak Dan menjawab "sudah kukatakan tadi nak,kau dirumahku" katanya kelihatan bingung dengan pertanyaanku.

"bukan-bukan,maksudku didesa mana kita berada sekarang?" tanyaku lagi.

pak Dan tertawa lagi,dan menjawab "desa? kita sekarang berada dikota nak,kota utara...kota yang terkenal sangat makmur itu".

mendengar itu aku senang sekali dan bersorak "kota? kita berhasil dik,kita sampai diutara !"
sesaat kemudian hatiku mencelos,kusapukan pandanganku keseluruh ruangan itu berulangkali. namun aku tidak melihat anak laki-laki lain selain bayangan diriku yang terpantul cermin yang terpantul didepanku.
kemudian aku berteriak pada laki-laki tua itu dengan nada panik "adikku!! mana adikku ?!!" aku ingin segera berdiri dan mencari adikku,tapi badanku tidak bertenaga dan aku segera terjatuh lagi keranjangku.

"tenang,tenanglah nak...adikmu ada dikamar sebelah" jawabnya
"kamar ini cuma ada 1 ranjang,jadi adikmu ku rawat dikamar sebelah"

"bagaimana keadaannya?" kataku panik lagi.

"ia baik-baik saja,sekarang sedang tertidur dikamar sebelah"

sesaat perasaan lega menyelimutiku dan tubuhku yang kaku tadi menjadi lemas.
"kau menggengam tangan adikmu kuat sekali waktu kami menemukan kalian,kau tau" kata lelaki tua itu lagi. tanpa sengaja aku memandang keluar jendela, dan aku melihat saljunya telah mencair,musim semi telah tiba. orang-orang lalu lalang,penjual dan pembeli saling berinteraksi,bercanda dan bernegosiasi. sesaat aku terpana oleh pemandangan itu.
"yah,tidak heran kau kaget...hari ini adalah hari pertama dimulainya musim semi,kau sudah tertidur selama 3 hari...tentu tidak sadar".

--------------------------------------------------------------------------------

beberapa hari kemudian aku dan adikku diangkat anak oleh pak Dan,dan kami juga resmi menjadi warga kota utara. tanpa sadar aku meneteskan airmataku sambil menggenggam tangan adikku. aku yang dulu selalu menyalahkan Tuhan,mengapa Tuhan tidak adil,mengapa kami tidak punya orang tua,mengapa kami hidup miskin,mengapa adikku tubuhnya lemah,mengapa..mengapa..dan mengapa....tapi sekarang aku sadar,Tuhan telah merencanakan untukku indah pada waktunya. kini aku mendapatkan sebuah keluarga,tempat tinggal yang nyaman,dan makan yang berkecukupan serta pakaian yang layak. tentunya semua itu tidak kudapatkan begitu saja,aku mendapatkannya setelah melewati badai salju yang dahsyat selama berminggu-minggu. kini aku mengerti bahwa tidak habis gelap terbitlah terang. sekarang aku bahagia bersama keluarga baruku.

-kisah ini kutulis selama berada dalam badai salju bersama adikku-

8 comments:

  1. @ci lian : huahaha,tq =D kepanjangan ga ci? baca ampe habis ga? hahaha XD

    ReplyDelete
  2. baca sampe abis koq. hehehe.. kl ngga sampe abis kan ngga taw jg maw ngomong apa. wkwkwkw.. bagus tuh crita na

    ReplyDelete
  3. @ci lian : hohoho,tq2....tapi kek na kepanjangan y? huahahaha

    ReplyDelete
  4. uhm.. ngga jg sie. mayan lah. tp misal maw buad lg jgn kepanjangan jg. kl kepanjangan tkt males baca na. wkwkwkw..

    ReplyDelete
  5. @ci lian: tuh kn,udh d duga...waktu nulis rencana na masi panjang lagi,tapi krn ga sanggup lagi akhir na d ubah dikit cerita na,trs the end d'...klu ga sih mungkn panjang na 2x lipat ni lho...huahahaha XD

    ReplyDelete
  6. wah....
    emang semua indah pada waktunya...

    tapi pas waktunya tiba dan kita belum siap..
    ga ada gunanya juga kan..
    ^^

    jadi siap2 setiap saat..
    oke oke..
    ^^

    ReplyDelete