I dedicated this story for my dad and every dad in the world
I Love You, Daddy. You Will Always Be My Hero. You Are The Best Dad in The World =')
I dedicated this story for my dad and every dad in the world
I Love You, Daddy. You Will Always Be My Hero. You Are The Best Dad in The World =')
Time is a Luxury we don't have now. . . .
seumur hidupku aku tidak pernah mengenal kedua orang tua kandungku,satu-satunya keluarga yang kumiliki adalah adik laki-lakiku. kami memang miskin,tapi walaupun begitu aku dan adikku bisa baca tulis. dahulu ada seorang yang berbaik hati mengurus kami dan anak-anak yatim lainnya. ia juga yang mengajari kami baca tulis.suatu hari ia pergi menghilang begitu saja,meninggalkan kami dan anak-anak yatim lainnya. akhirnya kamipun kembali hidup seperti sediakala,terbengkalai !!! dan inilah kisah kami kakak beradik yang melewati kerasnya musim dingin dan menggapai kebahagiaan.
--------------------------------------------------------------------------------
hari itu,hari pertama musim dingin dimulai. semua toko didaerah kami tinggal tutup,bahkan kedai makan yang biasanya tempat kami mencari makanan sisa dari pengunjung kedai tersebutpun tutup. aku sangat kebingungan karena tidak mempunyai tempat berlindung ataupun persediaan makanan, padahal kemarin sempat kuintai televisi dirumah salah satu warga desa,katanya tahun ini akan menjadi musim salju yang terdingin dalam 5 tahun belakangan ini. sebenarnya kalau hanya aku sendiri tidak begitu menjadi masalah, tapi masalahnya adalah adikku yang masih berumur 4 tahun,apalagi badannya yang lemah sejak lahir. walaupun begitu, ia tidak pernah mengeluh dan selalu tersenyum.
aku dan adikku
sore itu,setelah kucari seharian akhirnya kutemukan tempat yang bersedia 'menampung' kami. kami diperbolehkan tidur dikandang bersama kambing-kambingnya karena aku janji akan membantu pekerjaan kasar dirumah mereka. kandang kambing memang bukan tempat yang nyaman,tapi setidaknya tidur bersama kambing-kambing itu membuat tubuhku merasa hangat. kami tidur dengan cara menumpukkan jerami yang ada disana. 3 minggu tinggal disana,tapi kami tidak mendapat perlakuan yang layak. mereka selalu memarahi dan membentak kami,mengeluh bahwa kami tidak bekerja dengan baik. padahal mereka tidak memberikan kami makanan yang layak. masing-masing kami hanya mendapat sepotong roti sehari,dan aku harus bekerja dua kali lipat karena kondisi adikku yang masih kecil dan lemah badannya. untungnya kami boleh minum sebanyak yang kami mau,jadi ketika lapar dan roti untuk hari itu sudah habis maka caraku menahan lapar adalah minum yang banyak. badanku rasanya sudah tidak kuat lagi,jadi aku kembali kekandang sebelum sore menjelang. sialnya sang pemilik rumah mengetahuinya dan memakiku pemalas yang hanya tau bermalas-malasan. ia bahkan mengusir kami karena aku sudah tidak bisa bekerja lagi. untungnya kami masih boleh tinggal semalam lagi, "nikmati malam terakhir kalian bersama kambing-kambing ini" begitu cemo'ohnya.
--------------------------------------------------------------------------------
keesokan harinya pagi-pagi sekali kami diusir dari sana.aku berjalan dan terus berjalan bersama adikku,yang kutakutkan adalah kondisi badannya yang lemah.ketika sudah berjalan setengah hari adikku terjatuh karena kelelahan. aku sempat panik,namun ketika mengetahui ia hanya kelelahan aku merasa lega. akhirnya menjelang sore hari kami menemukan pondok kosong. aku sangat bersyukur,karena tanpa tempat perlindungan udara malam bisa membunuh kami. kudengar pada malam hari suhunya mencapai -4⁰C. namun pondok yang sudah ditinggalkan itu ternyata tetap tidak bisa memberikan kehangatan,papan-papannya juga sudah bolong dibeberapa tempat. malam itu aku tidur berpelukan dengan adikku dengan berbungkus sebuah kain usang yang kutemukan disana. lidahku rasanya kelu karena dinginnya udara,kaki dan tanganku juga rasanya kebas. saat itu aku berpikir bahwa itu adalah malam terburuk sepanjang hidupku. namun aku salah, karena jika dibandingkan dengan yang akan terjadi maka malam ini bukanlah apa-apa.
saat itu aku berpikir bahwa itu adalah malam terburuk sepanjang hidupku. namun aku salah, karena jika dibandingkan dengan yang akan terjadi maka malam ini bukanlah apa-apa.
setelah pagi aku bersyukur karena kami masi hidup. kami tinggal dipondok itu selama bebarapa minggu, setelah 3 hari kami mulai terbiasa dengan keadaan didalam pondok. ketika malam tiba kami tidur berpelukan dibawah meja berbungkuskan selimut.suatu pagi saat kami berjalan mencari makanan untuk hidup hari itu adikku mengusulkan agar kami berjalan ke utara. memang dari yang kudengar bahwa diutara tidak ada anak-anak yang kelaparan dijalanan, penduduk disana ramah-ramah, dan yang terpenting adalah disana anak-anak diberi makan dan tempat tinggal, bahkan anak-anak yatim piatu seperti kami. tentu saja aku menolak,berjalan ke utara pada musim dingin tanpa persiapan sama saja dengan bunuh diri. tapi adikku merengek, akhirnya aku berjanji padanya,jika sampai besok kami tidak menemukan tempat tinggal yang 'layak' maka kami akan ke utara. hari sudah sore kembali,dan aku masih belum mendapatkan tempat tinggal yang 'layak' sebagaimana yang kujanjikan kepada adikku. maka malam itu adalah malam kedua kami bermalam dipondok itu. malam itu adikku menagih janjiku untuk ke utara. akhirnya kunyalakan api didalam pondok dengan mengambil papan-papannya. "toh besok kami tidak akan tinggal disini lagi,sekalian saja kugunakan untuk membuat api unggun agar lebih hangat" begitu pikirku.
------------------------------------------------------------------------------
setelah pagi tiba kami segera berangkat menuju utara dengan persediaan makanan seadanya hasil menggetuk rumah para penduduk dan 'mencari' ditempat para penduduk membuang makanan sisanya.
aku menemukan sebuah tas usang dan beberapa benda didalamnya yang mungkin berguna dalam perjalanan kami. kami berjalan dan terus berjalan, tidak tau berapa jauh jarak yang telah kami tempuh, tidak tau apakah kami masih berjalan meuju utara. sesekali kami berhenti untuk duduk dan beristirahat. akhirnya yang paling kutakutkanpun tiba,malam !!! aku membangun 'tenda' dengan kain usang yang kubawa dari pondok dan kayu yang ada disekitar sana,beralaskan tikar usang yang sudah bolong dibeberapa tempat yang kutemukan bersama tas usangku. malam itu benar2 dingin,bahkan pondok yang dulu kutinggali sekarang terasa hangat. "namun perjalanan kami masih panjang,dan yang terburuk belum terjadi" begitu pikirku pada malam itu dan akhirnya terlelap dalam dinginnya malam.
--------------------------------------------------------------------------------
pagi itu aku bangun dengan separuh badan membeku,tapi aku tau jika tidak melanjutkan perjalanan dan sampai di utara secepatnya maka kami harus melewatkan lebih banyak lagi malam yang bagaikan neraka ini,maka akupun membereskan 'tenda' kami dan membangunkan adikku. tapi dia tak kunjung bangun,kulihat bibirnya bewarna biru pucat. aku panik sekali,tidak ada siapapun disana yang bisa kumintai pertolongan. aku tau tidak ada gunanya berteriak,maka ku dudukkan adikku dan ku beri ia minum,namun ia tidak bisa menelan air itu semuanya,hanya sebagian kecil. aku bertambah panik,ketika itu adikku membuka matanya pelan dan berkata dengan napas terengah bahwa ia kesulitan bernapas. akhirnya kuberi ia napas buatan. 10 menit,tidak terjadi apa-apa. 15 menit,tidak terjadi apa-apa. aku terus berusaha, dan akhirnya setelah kuberi napas buatan selama 20 menit warna mukanya kembali normal.akhirnya setelah kupastikan ia bisa berdiri kami melanjutkan perjalanan. tapi kali ini kami beristirahat pada sore hari,pada saat matahari belum terbenam sepenuhnya. ketika malam tiba kubangunkan adikku,aku takut ia tidak akan bangun lagi jika tertidur pada malam hari yang dingin. keberikan padanya sebuah buku dan pensil yang kutemukan bersama tas usangku, " tuliskan apapun yang kau inginkan,sekedar untuk melewati malam" kataku padanya. begitulah kami terus berjalan,melanjutkan perjalanan dari pagi sampai sore,tidur sore hari dan terjaga pada malamnya. aku bahkan tidak tau lagi berapa hari yang kami lewatkan dialam liar itu,adalah sebuah keajaiban kami masih hidup sampai sekarang.
longsor salju itu membenamkan seluruh tubuh kami...
malam itu kami berjaga seperti biasanya,mencorat-coret buku kami agar sekedar terjaga. namun malam itu terjadi badai salju yang hebat,bahkan lebih kuat dari yang selama ini.aku segera menyimpan buku-buku kami dan duduk berdekatan satu sama lain. namun badai ini terlalu kuat, 'tenda' yang kudirikan dengan kayu dan kain usang diterbangkannya.kami segera membungkus tubuh kami dengan tikar yang tadinya menjadi alas 'tenda' kami.kami berjalan menetang badai untuk mencari tempat berlindung,tapi kami tidak menemukan bahkan sebuah gua kecil. "kami akan mati" begitu pikirku. tepat saat itu terjadi longsor salju dan salju itu menyeret kami. ku genggam erat tangan adikku,namun longsor salju itu semakin menyeret kami dan membenamkan seluruh badan kami. akhirnya pandanganku menjadi gelap,hal yang terakhir kudengar dan kurasakan adalah suara dan genggaman tangan adikku.
"apakah anda santaclaus?"
seumur hidupku aku mempunyai 2 orang yang paling berharga selain keluarga ku. yang pertama adalah sahabatku sejak kecil,sahabat terbaikku...sahabat yang mengetahui semua rahasiaku,rahasia yang bahkan tidak kuceritakan pada ibuku,sahabat yang berbagi rahasianya bersamaku.kami tumbuh bersama,masuk TK, SD, SMP, SMA, bahkan kami masuk ke universitas yang sama. begitu jg ketika aku berdiri di altar mengucapkan janji pernikahanku,dialah pendampingku. kemudian yang seorang lagi adalah pria yang sangat sangat kucintai. aku mengenalnya sejak SMA. ketika lulus dari SMA dia mengajakku bertunangan,tidak terasa waktu berjalan begitu cepatnya. 4 tahun sejak kami bertunangan kamipun sudah lulus dari universitas,dan dia mendapatkan pekerjaan di bank tak jauh dari kantor tempat aku bekerja. ketika dia mendapatkan gaji pertamanya, dia membawaku makan malam disuatu restoran mewah dengan candle light dinner. disana dia melamarku didepan orang banyak,yang tentunya ku iyakan dengan tangis bahagia.
itulah saat yang paling membahagiakan bagiku. saat itu ketika selesai kami mengikrarkan janji suci kami didepan Tuhan,maka resmilah kami menjadi suami istri.
hari itu aku berdiri di altar bersama dua orang yang paling berharga bagiku. yang satunya akan segera menjadi suamiku,dan yang satunya adalah pendampingku,sahabat terbaikku. itulah saat yang paling membahagiakan bagiku. saat itu ketika selesai kami mengikrarkan janji suci kami didepan Tuhan,maka resmilah kami menjadi suami istri. tapi kebahagian itu lenyap seketika,ketika mobil yang kami naiki ditabrak oleh sebuah truk yang hilang kendali. kemudian segalanyapun menjadi gelap.
-------------------------------------------------------
ketika kubuka mataku,aku berada disebuah kamar yang asing bagiku. tapi disana kulihat wajah2 yang familiar,keluargaku,ayahku,ibuku,kemudian...
....suamiku, dan......
....sahabatku.
mereka menceritakan semuanya dari kecelakaan yang terjadi,dan bagaimana aku koma selama 3 tahun terakhir,mereka menceritakannya sambil berurai airmata.seketika kulihat wajah sahabatku,tetap sama seperti ingatanku,hanya saja rambutnya lebih panjang,dan terlihat 3 tahun lebih tua, selain itu dia masih tetap sama dengan ingatanku 3 tahun yang lalu.
-------------------------------------------------------
seminggu setelah keluar dari rumah sakit,aku memutuskan untuk menikah kembali dengan suamiku. aku ingin waktu kembali ke 3 tahun yang lalu ketika waktuku berhenti. dan kali ini aku akan melanjutkan kisahku yang tertunda. kehidupanku yang baru.
--------------------------------------------------------
setelah menikah kami pindah kerumah sendiri,walaupun rumah kami sederhana namun aku bahagia bersama suamiku disana. aku tidak berhentinya bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikanku kesempatan kedua dalam hidupku untuk menikmati kebahagiaan ini,untuk hidup bersama pria yang kucintai,dan untuk bertemu lagi dengan keluargaku,dan tentu saja sahabatku yang terbaik yang sudah kuanggap bagaikan kakak sendiri. aku bahagia sekarang.
-
seumur hidupku aku mempunyai 2 orang yang paling berharga selain keluarga ku. yang pertama adalah sahabatku sejak kecil,sahabat terbaikku... sahabatku berbagi rahasia,kepadanya aku berjanji bahwa tidak akan pernah ada rahasia diantara kami. tapi tanpa sepengetahuannya aku telah melanggar janji itu sekali. bukannya bermaksud merahasiakannya,tapi karena aku tidak ingin menyakitinya. inilah rahasia yang akan kusimpan seumur hidup sampai saat kuhembuskan napas terakhirku.hari itu,ketika aku mendampinginya menuju altar tempat dimana ia akan memulai hidup barunya, akupun turut berbahagia untuknya. tapi tidak pernah kubayangkan bahwa kejadian itu akan terjadi,terutama dihari yang paling membahagiakan untuknya,terutama didepan mataku,tabrakan yang telak pada mobil yang dinaiki sahabatku dan suaminya. saat itu beruntung sang mempelai pria selamat dari tabrakan tersebut dengan luka-luka ringan disekujur tubuhnya, tapi tidak begitu dengan sahabatku. dokter memvonisnya koma dan tidak dapat berbuat banyak. 2 tahun berlalu, aku masih menjenguknya yang koma diatas kasur dirumah sakit. setiap aku kesana selalu kulihat pria yang menungguinya sadar. kusadari bahwa pria itu semakin kumal penampilannya setiap harinya. pria yang dulu begitu gagah dan mempunyai senyum yang begitu menawan,sekarang terlihat seperti seorang pengangguran tanpa rumah. diam-diam aku merasa kasihan padanya. bagaimanapun dia juga sahabatku sejak SMA. setiap kali menjenguk istrinya ia selalu bercerita kepadaku tentang bagaimana mereka selalu tertawa bersama dulu, seakan aku tidak tau cerita tersebut. tanpa ku sadari,dari rasa kasihan yang kurasakan padanya timbul rasa cinta. ya,dialah seorang lagi yang paling berharga dalam hidupku. waktu terus berlalu,dan entah bagaimana aku merasa dia juga mempunyai perasaan yang sama. bahkan sekarang kami jalan bersama,bukan sekedar kencan dikamar pasien dirumah sakit dengan aku yang selalu mendengar ceritanya. setahun lagi berlalu,tanpa disadari ia sudah melamarku,dan kami sudah berdiri dialtar kembali yang 3 tahun lalu aku berdiri disana sebagai pendamping wanita,tapi kali ini akulah pengantin wanitanya. baru 6 bulan kami menikah,tapi aku sangat mencintai pria ini. aku ingin menyembuhkan hatinya,ingin mengembalikan senyumnya,candanya, dan tampaknya itu berhasil kuwujudkan dengan pernikahan kami. walaupun sudah menikah tapi kami menjenguk sahabatku setiap minggu berharap pada keajaiban yang akan membuatnya membuka matanya. suatu hari ketika keajaiban datang,ia bereaksi lebih dari biasanya ketika mendengar suaraku,suara kami. dokter mengatakan bahwa ada peluang ia akan sadar. tentu saja aku dan suamiku sangat senang mendengarnya.
ketika pada saat ia membuka matanya maka dimulailah kebahagiaannya,dan berakhir pulalah kebahagiaanku.
tapi kemudian baru terpikirkan olehku,apa yang akan kulakukan jika sahabatku sadar? bagaimana reaksinya jika mengetahui bahwa aku telah menikah? ya,menikah dengan suaminya !!! kemudian kuputuskan untuk merahasiakan darinya. bahkan kuceraikan suamiku yang membuat hatiku hancur berkeping keping. bagaimanapun sudah kubulatkan tekadku demi kebahagiaannya.kebahagiaan sahabatku. ketika pada saat ia membuka matanya maka dimulailah kebahagiaannya,dan berakhir pulalah kebahagiaanku. namun aku sudah bahagia melihatnya bahagia,melihat sahabatku yang selalu membelaku,yang selalu mengalah untukku,yang selalu akan melakukan apa saja untuk kebahagianku,sahabatku yang terbaik berbahagia.
sebenarnya walau kuceritakan yang sebenarnya aku yakin bahwa dia yang akan mengalah untukku,bahwa dia yang akan menyerah untuk bersama pria yang dicintainya,tapi aku juga tau bahwa hatinya akan hancur sehancur hancurnya walaupun ia menampilkan senyum terbaiknya didepanku. karenanya kuputuskan biarlah aku yang mengambil beban ini.
-----------------------------------------------------
kali ini aku berdiri sekali lagi dialtar pernikahan,dan kembali menjadi seorang pendamping wanita. ketika melihat pria yang kucintai memakaikan cincin ditangan sahabatku,air mataku jatuh.ketika sahabatku bertanya padaku,ku hanya tersenyum padanya yang ia artikan sebagai airmata bahagia. dia tidak pernah tau kejadian yang sebenarnya dalam 3 tahun terakhir,dan aku bersumpah akan kubawa rahasia itu hingga akhir hayatku. sekarang ia telah bahagia,dan aku sudah puas hanya dengan melihatnya tersenyum bahagia. demi sahabatku.
-
seumur hidupku aku mempunyai 2 orang yang paling berharga, 2 orang wanita yang sangat kucintai. pada saat pernikahanku yang pertama kami mengalami kecelakan yang membuatnya koma selama 3 tahun. tiap malam kusesali diriku,kenapa harus aku yang selamat,kenapa bukan aku yang ada diposisinya.2 tahun terakhir kulewati dengan penuh penyesalan pada diriku sendiri.namun pada tahun ketiga kumulai bisa bangkit dari keterpurukan ini. semuanya berkat sahabatku sekaligus wanita yang selalu ada untukku,wanita kedua yang kucintai. genap 3 tahun setelah peristiwa itu,aku menikah lagi. 6 bulan pernikahan kami, usia yang singkat tapi sangat berkesan. 6 bulan yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku. saat itu dokter memberikan harapan bahwa orang yang kunanti selama 3 tahun terakhir ini akhirnya bisa sadar kembali. namun istriku bersikeras untuk bercerai,dia tidak ingin menyakiti sahabatnya. akhirnya ia yang menanggung semuanya dan menangis sendirian ketika tak seorangpun memperhatikannya. namun aku tau,dan hatiku sangat perih mengingat semua itu. dia bahkan membuatku bersumpah untuk menjaga rahasia ini selamanya. maka kuanggap inilah rahasia bersama kami yang terakhir.
------------------------------------------------
akhirnya aku menikah lagi,dengan wanita yang kunikahi 3 tahun lalu. waktu itu kulihat 2 orang wanita yang kucintai berjalan menuju altar,namun hanya 1 yang akan mendampingiku untuk seumur hidupku.
saat kupakaikan cincin pernikahan dijari manis calon istriku, ku melihat air mata yang berurai dari wanita yang berdiri dibelakangnya. saat itu ingin rasanya air mataku ikut terjatuh,namun kuingatkan diriku sendiri bahwa ini adalah hari bahagiaku,maka akupun tersenyum simpul. kini aku bersama dengan wanita yang seharusnya menjadi istriku 3 tahun lalu,wanita yang akan kujaga baik baik sepanjang hidupku,wanita yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan untuk bisa bersamanya.
I ♥ U